Mengapa si kaya semakin kaya dan si miskin semakin tambah miskin


Mungkin Anda sebelumnya sudah pernah mendengar atau membaca bahwa, 90% uang beredar di dunia ini dimiliki oleh 10% orang saja. Pertanyaanya sekarang anda berada di posisi yang mana, 10 % atau yang 90%? Serta bagaimana caranya menjadi orang 10% ini? Karena saya pikir 10% ini pastilah orang-orang yang luarrr... biasa.
Dalam  beberapa  bukunya yang sudah pernah kubaca, Robert T. Kiyosaki menganjurkan kita untuk berpindah dari kuadran kiri (Employe, Self Employe) dimana seseorang memperoleh penghasilan dengan cara bekerja sebagai karyawan atau bekerja untuk usahanya sendiri, ke kuadran kanan (Bisnis, Inventasi) yang artinya seseorang berpenghasilan dari bisnis dan inventasi. Berikut ini saya mencoba sampaikan rangkuman buku "Rich Dad's Conspiracy of The Rich"  mudah-mudahan bisa berguna untuk pembaca sekalian. Semoga bermanfaat
.
Dalam buku ini Robert T. Kiyosaki membagi masyarakat menjadi 3 kelompok yaitu: 


1. Kelompok orang miskin

Menurut Kiyosaki orang miskin ialah orang yang bekerja untuk menghasilkan uang dan uang itu langsung habis untuk keperluannya sehari-hari seperti untuk makan, pulsa, listrik, beli handphone tanpa menyisakan sedikitpun untuk tabungan atau investasi.
Ini artinya sangat berbahaya. Jika Anda tidak merubah cara hidup Anda, bisa-bisa selamanya Anda tetap menjadi kelompok orang miskin. Malahan bisa jadi Anda semakin terperosok ke jurang kemiskinan apabila tiba-tiba ada kebutuhan yang sifatnya darurat dan besar seperti tiba-tiba sakit keras atau mengalami kecelakaan.
 2. Kelompok orang menengah
Kelompok kaum menengah ini sedikit lebih pintar, tapi sebenarnya tanpa mereka sadari selama ini mereka telah terjebak. Kaum menengah ini memiliki penghasilan yang lebih baik dibandingkan kaum miskin Karena itu bank sangat senang dengan orang kelas menengah. Jebakan pertama datang saat Anda merestui kartu kredit yang ditawarkan kepada Anda. Meskipun plafon kreditnya hanya 3 juta dan Anda sangat bangga karenanya," Kereennn!...sekarang saya punya kartu kredit."
Maksud awalnya sih sekedar untuk jaga-jaga saja, seandainya ada keperluan yang mendesak kan gampang tinggal gesek saja. Namun, kenyataanya ketika anda jalan-jalan ke Mantos (Manado Town Square) anda mulai tergoda dengan Blackberry Bold baru. Langsung aja srett.... ternyata enak yah tanpa uang bisa ngeceng dengan  Blackberry baru. Bulan  berikutnya  ketika muncul  Blakberry  Onyx, Anda kembali  tergoda olehnya. Awalnya sih sempat ragu, mau ambil Blackberry Onyx ga...ya. Anda mulai googling mencari kira-kira fitur apa saja yang ditawarkan Blackberry Onyx, serta kira-kira harganya berapa sih. Berhubung Anda tidak mau ketinggalan mode, akhirnya gantilah blackberry lama anda yang baru, atau jangan-jangan Anda masih simpan blackberry yang lama...hehehe. Nambah dong koleksinya.
Waktu berjalan, tagihan Anda mungkin hanya 500ribu perbulan. Anda merasa masih sanggup bayar. Ah kan gajinya saya masih ada 2juta sebulan.
Anda mulai berfikir untuk mengganti sepeda motor, dengan Honda Scoopy keluaran terbaru. Anda pun mulai mengurus kredit motor di Adira Multi Finance. Dalam waktu kurang dari 1 jam pengurusan administrasi selesai, Anda sudah bisa mengendarai motor baru dengan angsuran  bulanan  750ribu perbulan selama  3 tahun.
Sudah capek sekian lama Anda pindah kos-kosan terus.  Berikutnya anda mulai memikirkan untuk memiliki rumah sendiri. Mulai deh Anda mengurus KPR dan singkat cerita Anda mulai pindah menempati rumah baru meskipun sempit dan minimalis kalo rumah sendiri adem rasanya.....hehehe.
Seperti itulah gaya hidup kelompok menengah, hidup mereka hanya untuk mengumpulkan liabilitas/kewajiban yang mereka kira aset. Mereka bekerja hanya untuk membayar tagihan demi tagihan, belum lunas kredit yang satu, Anda sudah ngambil kredit lagi. Pengeluaran Anda digunakan sepenuhnya untuk berutang dan berutang. Sehingga arus kas keluar terus.
3. Kelompok orang kaya

Orang kaya berfokus untuk mengumpulkan aset, yang dimaksud aset disini adalah sesuatu yang mendatangkan penghasilan untuk Anda. Kiyosaki bilang paksakan 30% dari penghasilan Anda untuk membangun aset terlebih dahulu, yaitu: bisnis, investasi, saham, dan sumbangan. Baru sisanya untuk keperluan sehari-hari kita. Bahkan Kiyosaki memaksakan 80% dari penghasilannya untuk membayar dirinya dulu, baru sisanya untuk keperluan sehari-hari. Coba Anda bayangkan jika gaji Anda 2juta berarti 1,6juta untuk dipaksakan untuk membangun aset. Weleh...weleh artinya tinggal sisa 400rbu dong, untuk pulsa pacar saja tidak cukup.
Disinilah tantangannya Anda dituntut untuk sekreatif mungkin untuk menghasilkan penghasilan tambahan. Bisnis online kah, jualan kaos, ngojek atau apalah yang penting halal bos. Ingat 30% itu gak boleh diutak-atik sama sekali. Lalu 30% itu untuk apa dong? Kan sudah saya jelaskan diatas 30 % itu untuk membentuk aset (yang memasukan uang ke kantong Anda).
Saya jadi teringat ceritanya Pak Ferdy (rekan kerja sekantor) lalu saat awal menjadi pegawai. Dia menyisihkan gajinya rutin tiap bulan, saat sudah terkumpul 1juta rupiah digunakan untuk membeli 2 buah becak masing-masing 500rbu waktu itu masih tahun 1997. Kedua becak tersebut disewakan, dengan ongkos sewanya 10rbu per hari untuk satu becak. Saat terjadi krisis moneter tahun 1998 harga barang melambung tinggi, ada orang yang menawar becaknya dengan harga 1,5juta untuk satu becak. Tanpa pikir panjang terjualah kedua becak itu. Jadi Pak Ferdy dapat menghasilkan pasif income 20rbu setiap hari dari ongkos sewa plus capital gain 2juta hanya dalam waktu setahun...mantap tho. Yang perlu Anda lakukan tinggal fokus untuk mengumpulkan 30% dari gaji rutin tiap bulan. Nah ketika saatnya tiba, misalkan salah satu teman Anda ingin menjual propertinya karena butuh banget uang. Anda dapat membelinya untuk disewakan dan dijual kembali jika harganya sudah naik.
Ada satu cerita lagi nih, waktu itu saya dapat tugas untuk ekstensifikasi di Kecamatan Bumi Raya, setelah melapor di kantor camat. Saya mulai keliling dengan didampingi seorang pegawai  dari kantor camat. Saat istirahat, makan siang saya ngobrol dengannya. Saya nanya, "udah berapa lama kerja di kantor camat mas?" Lalu dia jawab, " Saya kerja di kantor camat udah 5 tahun, namun sampai sekarang belum juga diangkat jadi PNS," O ternyata masih honorer tho, batin saya. "Apa belum pernah ikut tes CPNS atau bagaimana Mas?" Langsung aja dia curhat, "Saya sudah dua kali ikut tes CPNS, tapi ya begitu...yang lolos disini yang mampu bayar mahal, tahun lalu saya ikut masuk juga pendataan database. Pas pendataan sih kulihat ada namaku, e... pas pengumuman udah diganti dengan namanya orang lain. Ku penasaran pengen tahu, "Baru kira-kira gajinya berapa mas?" Jawabnya, " Tiga ratus mas, itupun tiga bulan baru dibayarkan". "Emangnya cukup", timpalku. Terus dia jawab, "Sebenernya ga' cukup sih, untungnya ada "tendangan" kiri kanan. Misalnya bantu ngurus KTP, atau mengurus perizinan lainnya. Lagi pula menurutku yang penting bukan berapa gajinya perbulan, tetap berapa yang dapat ia simpan perbulan." Aku masih bingung, "Maksudnya bagaimana Mas?". Kemudian dia menjelaskan, "Buktinya banyak koq, walaupun udah jadi PNS mereka masih belum bisa menyisihkan gajinya tiap bulan. Kalo saya tho prinsipnya begini, uang yang sudah kutabung dibank jangan sampai diutak-atik." Terus ku tanya kembali, " Lah kalo begitu, untuk apa dong?" Begini jawabnya, "Saat ada peluang untuk beli aset, uang yang udah terkumpul dipake untuk beli aset. Contohnya begini saat saya duduk-duduk di teras, hujan deras. Ada bapak-bapak mendorong sepeda motornya kehujanan, lantaran kasihan kupanggil kusuruh singgah dulu, baru ku tanya dari mana pak? kemudian dia cerita lagi butuh banget uang karena istrinya sakit, dia mau jual kebun sawitnya satu kapling untuk biaya operasi. setelah melakukan penawaran singkat kubeli deh kebun sawitnya. Alhamdulillah, sekarang ku udah punya tiga kapling kebun sawit, jadi lima tahun lagi biar aku ga' jadi PNS, ga' papa," ceritanya penuh bangga.
Busyet... ternyata seorang pegawai honorer di pelosok sulawesi tengah udah bisa menerapkan ilmunya Robert T. Kiyosaki meskipun dia belum pernah baca bukunya, apalagi ikut pelatihannya. Terus terang ku jadi minder, meskipun udah jadi PNS dengan gaji yang lebih dari cukup belum bisa mengumpulkan aset apapun.
 
Kemudian, hasil dari investasinya diinvestasikan kembali misalnya untuk membangun kos-kosan, membuat warnet, beli waralaba, atau apa sajalah. Jangan semuanya hasilnya dipakai untuk beli laptop, ipad, blackberry, nintendo dulu wah... bisa-bisa kembali ke kelompok kelas menengah lagi kalo begini.
Ada 5 cara mengumpulkan aset menurut Robert T. Kiyosaki
  1. Bisnis
  2. Properti
  3. Saham
  4. Komoditas (emas, perak)
  5. Network marketing
Rahasianya ternyata sangat sederhana pertama Anda harus memahami tentang laporan keuangan (melek finansial). Kedua berfokus untuk mengumpulkan aset. Ketiga menggunakan pasif income dari aset untuk membangun aset lagi. Kalo Anda dapat konsisten dengan ketiga langkah ini bukan mustahil Anda suatu saat nanti Anda termasuk 10% orang yang menguasai 90% uang yang beredar

Share

2 komentar:

Ilham D. Matalauni mengatakan...

Terima Kasih :)

Ilham D. Matalauni mengatakan...

Aamiin

Posting Komentar